Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat Hilman Hidayat mengatakan pentingnya literasi bagi masyarakat dalam menyerap informasi di media massa agar tidak terpengaruh berita bohong atau hoaks.
“Artinya, masyarakat dibikin melek bahwa setiap informasi yang beredar harus dikonfirmasi dulu. Selama literasi di masyarakat kuat maka tidak ada tempat untuk berita hoaks menjadi industri,” kata Hilman pada sinarlampung.co di kantor Ayo Media Network. Senin, 6 November 2023.
Baca Juga:
Kakek Zainudin dan Fahmi Kompak Habisi Lelaki Pembawa Kabur Menantu
Setelah Subang, Kini Tiga Warga Kota Banjar Tewas Usai Pesta Miras Dihajatan
Hilman melanjutkan, melawan berita hoaks bukan hanya kewajiban PWI saja, tetapi peran masyarakat juga diperlukan. Sebab, produk berita tidak hanya berasal dari media yang bernaung di PWI saja, tetapi juga di organisasi-organisasi pers lainnya.
“karena yang membikin berita tersebut bukan pengurus juga anggota PWI tetapi masyarakat luas yang ditopang adanya media sosial (medsos) yang didukung teknologi manipulasi realitas, mudah sekali membuat berita bohong,” ujar Hilman.
Hilman menegaskan, setiap anggota PWI telah bersumpah dan melekat pada jatidiri mereka untuk mematuhi 11 pasal Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sehingga, karya jurnalis yang dibuat dipastikan jauh dari istilah hoaks atau berita bohong.
“Kalau anggita PWI melaksanakan KEJ, saya bisa jamin tidak akan membuat berita bohong,” tegas CEO Ayo Media Network itu.
Masih menurut Hilman, berita hoaks harus dilawan oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para pembaca harus ada literasi media dari pemerintah ke masyarakat. PWI hanya sekedar konfirmasi dalam hal berita hoaks.
Kemudian, lanjut Hilman, anggota PWI Jawa Barat ber-KTP Indonesia maka di manapun berada harus melaksanakan kewajiban sebagai WNI. Lalu, menjalankan profesi wartawan.
“Ketika menjalankan profesi wartawan diharapkan jangan bertentangan dengan kepentingan Indonesia,” tambah Hilman.
Misalnya berita pemilu, ditimbang-timbang dalam hati dan pikiran, kalau berita ini turun kira-kira menggangu kebangsaan lndonesia atau tidak. Bila berita itu merusak rasa kebangsaan dengan berita sara sebaiknya jangan diturunkan.
“Sekali profesi itu berbohong walaupun kaliber internasional maka orang tidak akan percaya lagi karena zaman sekarang sudah tidak mengandalkan media besar atau kecil tetapi benar atau tidak berita yang di upload,” imbuhnya.
Hilman juga menyebut, prioritas PWI Jawa Barat, pertama, membina anggota agar mereka lebih professional. Kedua, mentaati Kode Etik Jurnalistik.
“Ketiga, melobi semua pihak agar PWI Jawa Barat mendapatkan support yang standar untuk kepentingan anggota terutama peningkatan kompetensi,” tutup Hilman.
Sumber: sinarlampung.co